Saat pukul 5 sore ketika mahasiswa reguler pulang dan mahasiswa eksekutif datang, sesosok nenek yang menggunakan baju lusuh dan rok yang sama sambil membawa kedua cucunya mulai memunguti botol dan gelas plastik bekas minuman mahasiswa di area Kampus Budi Luhur, Ciledug. Sebut saja namanya nenek minah, ia berinisiatif mau melakukan hal itu karena berniat untuk membantu petugas kebersihan di BL. Tak jarang mahasiswa memberikan uang seribu dua ribu setidaknya berbelas kasihan pada si nenek yang sudah memasuki usia senja, yaitu 63 tahun. Namun sang nenek acap kali sering menolaknya, "buat apa nak? Uang nenek masih ada kok" "buat uang jajan cucu nenek di sekolah", "terimakasih yaa, kalo misal di kosan atau di rumah butuh tukang cuci, atau setrika, atau apa sajalah yang nenek bisa bilang ya mba". Penghasilannya perharinya berkisar 20 ribu rupiah tiap malam setelah menyetor botol dan gelas minuman bekas di pengepul dekat kampus. Dengan uang segitu ia masih mampu untuk memberikan sarapan dan bekal untuk cucunya. Cucu pertamanya kelas 5 SD yang ke dua kelas 2 SD. Sejak kecil keduanya dirawat oleh neneknya, ayahnya entah kemana sedang ibu kandungnya menjadi TKW dan belum pernah pulang. Kegiatan rutinitasnya tiap pagi adalah memasak untuk cucunya dan beres-beres rumah sambil menunggu cucunya pulang sekolah dan sore harinya mengaji di surau dekat rumahnya. Rumah hangatnya berupa rumah kardus beratapkan seng persis di belakang kampus Budi Luhur. Namun nenek ini tidak pernah mengeluh, setidaknya ia beretikad selagi masih bisa bekerja dan halal apapun ia lakukan, tidak mengemis dan meminta belas kasihan orang lain serta senantiasa bersyukur atas setiap keadaan yang di gariskan.
Argumen :
Nenek yang usianya sudah renta memasuki 63 tahun, ia masih tetap kuat dan memilih untuk memunguti botol dan gelas minuman dibandingkan mengemis. Hal ini patut kita apresiasi, setidaknya ia masih berusaha untuk mencari nafkah tidak mengharap uluran tangan orang lain. Dengan berpenghasilan 20rb bila kita bayangkan hidup di Jakarta yang semuanya serba mahal, nenek ini bisa mencukupi kehidupannya. Senantiasa bersyukur kuncinya. Usia renta, badan yang sudah tak kuat membawa dirinya sendiri ketika diberi imbalan oleh orang lain, ia merasa sedikit keberatan, malah meminta bila ada pekerjaan yang bisa ia lakukan, ia akan kerjakan. Hal ini patutnya dapat kita jadikan sebagai cambuk diri, kita diusia yang masih belia, dimana otak dan badan yang masih kuat dan cemerlang seharusnya bisa menjadi seseorang yang bermanfaat bagi orang lain. Bekerja tanpa mengeluh, dan senantiasa bersyukur.
Nenek yang usianya sudah renta memasuki 63 tahun, ia masih tetap kuat dan memilih untuk memunguti botol dan gelas minuman dibandingkan mengemis. Hal ini patut kita apresiasi, setidaknya ia masih berusaha untuk mencari nafkah tidak mengharap uluran tangan orang lain. Dengan berpenghasilan 20rb bila kita bayangkan hidup di Jakarta yang semuanya serba mahal, nenek ini bisa mencukupi kehidupannya. Senantiasa bersyukur kuncinya. Usia renta, badan yang sudah tak kuat membawa dirinya sendiri ketika diberi imbalan oleh orang lain, ia merasa sedikit keberatan, malah meminta bila ada pekerjaan yang bisa ia lakukan, ia akan kerjakan. Hal ini patutnya dapat kita jadikan sebagai cambuk diri, kita diusia yang masih belia, dimana otak dan badan yang masih kuat dan cemerlang seharusnya bisa menjadi seseorang yang bermanfaat bagi orang lain. Bekerja tanpa mengeluh, dan senantiasa bersyukur.
No comments:
Post a Comment