Thursday, January 28, 2016

Agung Podomoro Group, The Conceptual Property Company

logo

Hai readers, kali ini saya ingin sedikit review hasil analisa saya tentang sebuah perusahaan untuk memenuhi tugas TOU alias Teknik Organisasi Umum #2.

Siapa yang tak mengenal Agung Podomoro Group, notabene perusahaan raksasa yang menggeluti bidang property sejak 1969 yang didirikan oleh Bpk. Anton Haliman (Alm). Pelopor bisnis real estate hingga sampai ke kancah internasional. Perusahaan yang mengedepankan kebutuhan konsumen serta memberikan solusi untuk hunian nyaman sesuai dengan kebutuhan di tiap regional masyarakat. Menarik sekali jika kita mengulik sedikit rahasia efektifitas kinerjanya, strategi bisnis yang ditekuni, serta  Dan apa sih rahasia dibalik pencapaiannya, efisiensi kinerja apa yang digunakan, analisis management, tata kelola perusahaannya apakah sudah sesuai dengan standar perusahaan lainnya akan kita bahas tuntas sampai ke akar permasalahannya. 

Sebenarnya efisiensi itu apa sih ?

Efisiensi merupakan syarat atau ukuran pelaksanaan kerja yang paling tepat sehingga Organisasi dan Managemen sebagai bantuan teknis dan praktis dalam pelaksanaan fungsi manajemen bisa berjalan lancar yaitu pemaksimalan manfaat sumber-sumber yang dimiliki. Sebagai perusahaan property yang mapan APLN tentu memiliki jurus efisiensi unggul untuk mempertahankan eksistensi nya hingga tembus ke pasar internasional.
Berikut syarat-syarat efisiensi perusahaan yang sudah dipenuhi oleh Agung Podomoro
Group :
 


1. Berhasil Guna (Efektif)
tentunya sebuah perusahaan dapat dikatakan efisien jika target tercapai serta tidak mengabaikan kualitas. 
APLN dengan metode "Fast Chum", yaitu melakukan akuisisi dengan membeli lahan yang cukup kemudian 
dikembangkan menjadi sebuah proyek dengan jangka waktu singkat, yaitu 3-5 tahun. Dengan pengerjaan yang cepat dan tepat, model yang fleksibel dengan skala besar dapat terus memanfaatkan secara optimal dari modal dan sumber daya secara terus menerus. Selain itu, dengan memanfaatkan jaringan dan nama baik APLN, tim pemasaran yang solid serta berpengalaman mampu menarik minat pembeli untuk mengumpulkan dana melalui penjualan, uang muka penjualan, dan cicilan bertahap.

2. Ekonomis
Dalam usaha pencapaian efektif maka biaya, tenaga kerja, material, peralatan, waktu, ruangan dan lain-lain telah digunakan dengan tepat sesuai dengan perencanaan sehingga tidak terjadi pemborosan, penyelewengan dan korupsi. APLN mencatat bahwa jumlah aset Perusahaan menjadi Rp19.679,9 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 29.5% dan posisi per akhir tahun 2012 sebesar Rp15.195,6 miliar. Kenaikan total aset ini didorong oleh kenaikan pada aset lancar sebesar 30,0% dan aset tidak lancar sebesar 29,2% dan posisi akhir tahun 2012kenaikan aset lancar sebesar 30% menjadi Rp 8.747,0 miliar pada akhir Desember 2013 dari Rp 6.727,1 miliar pada akhir tahun 2012. 



3. Pelaksanaan Kerja yang Dapat Dipertanggungjawabkan
Untuk membuktikan bahwa dalam pelaksanaan kerja benar-benar di buat se objektif mungkin, mencerminkan fakta sesusungguhnya, dengan membuat report-report sebagai bukti pengeluaran pengeluaran yang telah dilakukan. Oleh karena itu dilakukan penyerahan laporankeuangan secara berkala setiap triwulan kepada Bapepam-LK dan Bursa Efek Indonesia (BEI). Kemudian APLN mengadakan conference call dengan para analis, investor, dan pihak-pihak lainnya untuk membahas kinerja dan target serta prospek Perseroan ke depan, termasuk membahas perkembangan industri secara umum dengan sesi tanya jawab yang intensif.

4. Pembagian  Kerja yang Nyata
Untuk membuktikan bahwa dalam pelaksanaan kerja benar-benar di buat se objektif mungkin, mencerminkan fakta sesusungguhnya, dengan membuat report-report sebagai bukti pengeluaran pengeluaran yang telah dilakukan. Disini APLN menerapkan fungsi "Remunerasi", bertujuan untuk menarik, memotivasi dan mempertahankan individu dengan kualitas terbaik yang memiliki kompetensi yang diperlukan bagi kepemimpinan yang berhasil dan manajemen yang efektif.
Untuk mewujudkannya, Perseroan telah membentuk Komite Remunerasi guna memastikan bahwa kebijakan dan praktek remunerasi di seluruh perusahaan mencerminkan praktik kompensasi secara umum di industri properti Indonesia dan juga guna memastikan seluruh karyawan dihargai secara adil berdasarkan kinerja perusahaan serta kinerja individu. Perseroan juga secara rutin berpartisipasi dalam survei gaji yang dilakukan oleh perusahaan konsultan sumber daya manusia terkenal agar dapat mengetahui isu-isu pengupahan yang terjadi saat ini dan masa depan.

5.Rasionalitas wewenang dan tanggung jawab
Antara wewenang dan tanggung jawab harus terjadi keseimbangan, jangan sampai wewenang lebih besar atau sebaliknya.
APLN Juga menerapkan Sistem Pengelolaan Kinerja berbasis Balance Scorecard. Proses komunikasi yang terus-menerus dan berkelanjutan tentang tanggung jawab pekerjaan. Prioritas kerja, ekspektasi kinerja, dan perencanaan pengembangan untuk mengoptimalkan kinerja individu dan sejalan dengan tujuan strategis organisasi. Ukuran kinerja korporasi pertama diturunkan ketingkat unit usaha, di mana tujuan perusahaan dijabarkan kedalam tujuan tingkat unit bisnis, dan selanjutnya ke tingkat individual. Seiring dengan alat Balance Scorecard, APLN juga menggunakan alat evaluasi berbasis kompetensi untuk mengukur pengetahuan dan keterampilan karyawan dengan lebih akurat.



6. Prosedur kerja yang praktis
Untuk menegaskan bahwa O&M merupakan kegiatan praktis, maka target efektif dan ekonomis, pelaksanaan kerja dapat dipertanggungjawabkan serta pelayanan kerja yang memuaskan haruslah merupakan kegiatan-kegiatan operasional yang dapat dilaksanakan dengan lancar dan tidak hanya berhenti sebagai konsep-konsep teoritis di atas kertas saja O&M menunjukan kegiatan ilmiah dan praktis yang urutan tahap demi tahap mencerminkan asal pekerjaan, kemana akan diteruskan dan kapan selesainya.



The Property Man of the Year 2006
PicturePenghargaan ini merupakan buah dari kontribusi besar terhadap pembangunan sektor properti di Indonesia yang telah membuat Agung Podomoro Group menerima reputasi sebagai pengembang properti terbesar dan terkemuka di Indonesia. Keberhasilan Agung Podomoro dalam menyelesaikan proyek perdana telah diakui melalui sejumlah penghargaan, seperti ISO 9001:2000 sertifikasi untuk Apartemen Eksekutif Menteng, Bukit Gading Mediterania, dan Gading Grande Residence. Pada tingkat individu, Mr Trihatma dianugerahi penghargaan The Property Man of 2006.

Kesimpulan :
Agung Podomoro Group merupakan perusahaan raksasa property yang menanamkan berbagai ide conceptual dalam penerapan management dan organisasinya. Pelopor perusahaan property yang semakin matang dalam menggerus segala jaman karena menguasai karakter intern perusahaan dan kebutuhan lingkungan. Perusahaan ini tak hanya fokus dalam pengembangan target pasar, tapi juga mementingkan kebutuhan organisasi di dalam perusahaan, sehingga bisa disebut salah satu perusahaan yang efisien.

Sumber :
Agung Podomoro Land : Profil Perusahaan  [http://agungpodomoroland.com/resources/areport/apln-2013-interactive/bab01.html#1f] 27 Januari 2016
Agung Podomoro Land : Pembahasan dan Analisis Management [http://agungpodomoroland.com/resources/areport/apln-2013-interactive/bab02.html] 27 Januari 2016
Agung Podomoro Land : Tata Kelola Perusahaan [http://www.agungpodomoroland.com/resources/areport/apln-2013-interactive/bab03.html#3a] 27 Januari 2016
Kompas : Rahasia di Balik Kesuksesan Agung Podomoro Menjual Properti [http://properti.kompas.com/read/2013/11/02/182907/Rahasia.di.Balik.Kesuksesan.Agung.Podomoro.Menjual.Properti] 28 Januari 2016
Agung Podomoro Group : Visi Misi Perusahaan [http://www.agungpodomoro.com/index.php] 28 Januari 2016