Tuesday, November 18, 2014

Konflik Internal Divisi

Ini adalah cerita dari rekan kerja saya sendiri yang mengeluhkan terdapat konflik berkepanjangan dari pihak internal divisinya.

Sebut saja namanya Mba Whena, ia mulai bekerja pada agustus 2013, tidak lama setelah saya masuk ke kantor ini. Ia sudah bekerja merantau di jakarta sejak 2010, jadi setidaknya ia sudah memiliki 4tahun pengalaman kerja. Pada saat ia sudah mulai masuk dan bekerja pada bagiannya, semua database pelanggan dan mitra acak-acakan. Ia berinisiatif untuk melakukan pengecekan dan merapihkan data tersebut satu persatu. Ketika database pelanggan tersebut sudah rapih dan terstruktur, ia mendapatkan apresiasi dari Asman (Assisten Manager) dan Managernya "Good Job". Teman satu divisinya yang lebih senior merasa tersaingi, ia seperti berkomplot dengan staff yang lain. Seakan memojokkan posisi mba whena yang baru. Segala hal keburukan ia beberkan entah itu benar atau salah, sayangnya mereka tak ada niatan untuk klarifikasi. Disini seakan mba whena jadi serba salah. Disaat project telah selesai, bu ipeh kembali menangani site management yaitu staff diatas mba whena. Database yang sudah rapi dan benar diacak acak kembali oleh bu ipeh, segala hal dicari kesalahannya. Sebagai karyawan, Mba whena hanya bisa menuruti apa kata atasan. Sempat sedih, drop, down. Namun bu Rini selaku manager memberikan motivasi dan penguat agar mba whena sabar dan tabah mengalami kemelut pekerjaan. Sebenarnya asman dan manager divisinya adalah orang yang objective dalam hal pekerjaan. Selagi karyawannya melaksanakan pekerjaan beres, tepat waktu, tanpa kendala, yasudah hal itu patut diapresiasi terlepas ada masalah atau sentilan informasi yang tidak semestinya di perberatkan di ranah pekerjaan. Namun, jika hanya 2 orang yang berpikiran demikian, sementara yang lainnya masih terpaku pada subjective apalagi bila itu adalah ibu ibu, susah sekali untuk mengatasinya. Yang bisa kita lakukan hanyalah toleransi, bekerja sebaik mungkin entah itu masih dianggap salah setidak nya kita berusaha melaksanakan yang terbaik, bila ada kesalahan segera kita lakukan perbaikan. Mana yang  benar dan yang bekerja keras pasti di akan ada hasilnya.

Argumen :
Seharusnya bila kita bicara pada ranah pekerjaan kita tidak membawa-bawa masalah pribadi, dan merubah mindsite kita menjadi objective terhadap hasil karya seseorang. Seseorang yang telah berkarya, menghasilkan sesuatu patutlah mendapat apresiasi. Memang setiap orang berbeda - beda, ada yang bisa objective, ada yang bisa menerima persaingan ada pun yang tidak. Kita sebagai rekan kerja hanya bisa saling toleransi, dan melakukan semua pekerjaan dengan ikhlas dan sebaik mungkin. Suatu saat nanti pasti kita akan menuai hasilnya.
(dalam lingkaran kuning) Mba Whena, beserta rekan divisinya

No comments:

Post a Comment