Monday, November 23, 2015

TOU2 : Mengenal Lebih Dekat Agung Podomoro Group, Tbk



logo
Borneo Bay, Kalimantan Timur
PT. Agung Podomoro Land (IDX: APLN) merupakan konsorsium dari tujuh pengembang properti terkemuka yang gemilang dibangun delapan proyek prestisius di Jakarta dan Bandung. PT Sunter Agung merupakan perusahaan pengembang real estate yang juga perusahaan induk dari Agung Podomoro Group, yang telah terjun dalam bisnis properti selama lebih dari 40 tahun. Baik perusahaan maupun semua anak perusahaan memiliki kepentingan besar dalam pengembangan real estate dan properti seperti hunian (perumahan, apartemen, townhouse), komersial (mall, ruko), perkantoran, dan pengembangan superblok inovatif multifungsi di daerah-daerah bisnis yang strategis. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1969.
Seiring dengan perkembangannya, Agung Podomoro Group telah mengambil alih beberapa pengembang properti di kawasan Sunter yang memiliki masalah keuangan. Secara kesuluruhan, Agung Podomoro Group telah mengembangkan lahan seluas lebih dari 500 hektar untuk hunian, pergudangan, dan kawasan industri.
Pada tahun 2012 grup ini mulai berkembang ke lokasi-lokasi lain di Jakarta, Bandung, Bogor, Kerawang, Balikpapan dan Bali.

Struktur dan Skema Organisasi

http://www.agungpodomoroland.com/resources/areport/apln-2013-interactive/images/apl2013/slide01-i.png
Struktur Organisasi Agung Podomoro Group
Dalam skema diatas, bisa kita lihat bahwa dewan komisaris berhubungan langsung dengan komite audit, serta audit internal dapat berhubungan dengan komite audit tanpa melewati direksi.
Sementara direksi memegang langsung pengembangan bisnis, pemasaran, keuangan, SDM, manajemen proyek, properti, dan hukum. Juga berhubungan dengan audit internal, komite Anggaran, ramunerasi, komite kerja, dan audit investigasi.

PENCAPAIAN

Central Park
Central Park
Agung Podomoro Group (APG) didirikan pada tahun 1969 oleh (alm.) Bapak Anton Haliman. Proyek pertamanya adalah kompleks perumahan d kawasan Simprug, Jakarta Selatan yang selesai dibangun pada tahun 1973. Pada tahun yang sama, APG menjadi pelopor konsep real estat dengan memulai proyek di kawasan Sunter, Jakarta Utara.
Mewujudkan visi, APG membangun kompleks perumahan dengan fasilitas lengkap untuk para penghuninya, seperti sekolah, pusat rekreasi, tempat ibadah, rumah sakit, dan pasar. Kemudian, grup mulai melebarkan usahanya dengan menggandeng beberapa perusahaan. Kini bisnis properti grup terdiri dari kompleks perumahan, pergudangan, dan industri. Pada tahun 1986, kepemimpinan perusahaan diserahkan kepada Trihatma Kusuma Haliman, yang segera mengambil alih PT. Indofica Housing yang memiliki lahan di kawasan Sunter. Perusahaan ini kemudian sukses menambahkan pengembangan seluas 17 hektar sebagai bagian dari pengembangan sebelumnya seluas 500 hektar, menjadikan Sunter sebagai salah satu kawasan eksklusif di Jakarta Utara. Proyek ini juga menjadi salah satu pencapaian yang luar biasa untuk pengembangan real estat di Jakarta.
Pada periode krisis keuangan yang melanda Indonesia di tahun 1997, ketika banyak usaha mengalami kesulitan, Agung Podomoro berhasil melaluinya berkat strategi yang diambil oleh manajemen atas grup ini, seperti keputusan krusial untuk membayar sebagian besar hutang APG pada awal 1997, mengesampingkan devaluasi mata uang, dan memperkenalkan kebijakan uang ketat. Pengalaman dari Bapak Trihatma saat mengatasi kesulitan dalam krisis Pertamina di tahun 1974 memberikan kepercayaan diri dan sikap yang tepat dalam grup untuk menghadapi situasi ini.
APG kemudian memandang krisis 1997 sebagai tantangan dan kesempatan yang sangat baik. Dengan kecermatan melihat perubahan pasar, APG menemukan potensi besar di pasar. Salah satunya adalah kebutuhan untuk tempat tinggal di tengah kota. Langkah pertama yang dilakukan adalah membeli lahan dari BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional) dan juga properti yang dimiliki pengembang-pengembang yang tekena dampak yang cukup berat dari krisis.
Sebenarnya, semenjak tahun 1995 APG telah menjalankan proyek-proyek yang dibangun dengan konsep yang mirip dan kesadaran akan keterbatasan lahan di kota. Pembangunan Menteng Executive Apartment memberikan pilihan bagi masyarakat untuk tinggal di kawasan kolektif yang berlokasi di daerah suburban kota dan menjadi sebuah terobosan dalam pengembangan real estat. Sukses dengan proyek di Menteng, pada tahun 2000 dan selanjutnya, APG mulai berfokus pada pembangunan apartemen. Hingga tahun 2012, Agung Podomoro Group telah menyelesaikan 16 apartemen, 15 kawasan hunian, dan 16 kawasan komersial mixed-use.
Sertifikat ISO 9001 untuk Menteng Executive Apartment dan Bukit Gading Mediterania di Kelapa Gading adalah sebuah pernyataan akan kapabilitas dan komitmen manajemen APG yang profesional terhadap para pemegang saham-nya.

Milestone Kawasan 4
Sesuai dengan visi misinya “Agung Podomoro Group, terus bertumbuh, menjadi pengembang terpadu dalam bisnis property, dan berkomitmen penuh untuk memberikan nilai yang optimal bagi pelanggan, rekan usaha, pemegang saham dan masyarakat.”
Agung Podomoro Group juga menanamkan beberapa point nilai, yaitu  :
1.    Harmoni, keharmonisan dalam bekerja dengan pelanggan, rekan usaha, pemegang saham dan masyarakat
2.    Tangguh, gigih memberikan usaha yang optimal.
3.    Mutu, menjaga mutu dalam setiap tahap pengembangan.
4.    Ramah Lingkungan, memperhatikan aspek lingkungan hidup dalam usaha pengembangan.

AKTIFITAS

Dalam 3 tahun terakhir, APG berfokus pada pengembangan dalam kota . Restrukturisasi rencana ini  akan menimbulkan sejumlah keuntungan yang bisa meningkatkan produktifitas dan efisiensi. Di kota-kota dunia, hunian mewah, seperti kondominium, apartemen, flat, dan hotel telah menjadi alternatif yang populer untuk menjaga agar masyarakat berada di kawasan yang dekat dengan daerah ekonomi dan bisnis, dengan demikian mengurangi kebutuhan untuk bepergian. Selain itu, hal ini akan meningkatkan efisiensi penggunaan lahan, pengembangan hunian vertikal memenuhi kebutuhan para komuter akan penghematan biaya dan waktu untuk perjalanan. Dengan memilih untuk tinggal di tipe hunian seperti ini, seseorang dapat memberikan lebih banyak waktu dan tenaganya untuk bekerja dibanding untuk di jalan.

Saat konsep hunian vertikal semakin diterima oleh masyarakat Jakarta, super dan megablok menjadi pilihan, dengan menghubungkan kawasan hunian dengan kawasan bisnis, pusat belanja, hiburan, dan rekreasi, sesuai dengan gaya hidup masa kini yang serba praktis dari masyarakat kelas menengah dan atas.
Pertumbuhan kota yang tak terkendali juga membawa masalah yang rumit di bidang perumahan. Dengan konsep “back to the city” semakin dikenal luas, fasilitas dan kenyamanan yang ditawarkan unit-unit apartemen menarik segmen lain dari masyarakat, yaitu masyarakat kelas menengah. Meningkatnya minat pasar berarti lebih banyak pembangunan unit apartemen yang harus diiringi sistem transportasi yang lebih baik dengan mobilitas lebih tinggi dan lebih terjangkau bagi masyarakat kelas menengah.
Menyadari kecenderungan gaya hidup masa kini dan sejalan dengan gerakan pemerintah untuk menyediakan tempat tinggal di lahan yang kian terbatas, APG secara aktif mempromosikan program “back to the city” dengan terus mengembangkan proyek-proyek hunian vertikal di kawasan tengah kota Jakarta. Dengan menciptakan rasa nyaman, aman, dan melengkapi hunian dengan fasilitas lingkungan, APG menyediakan pilihan bagi masyarakat untuk kehidupan yang penuh dan efektif.

Metro Park

DAFTAR PUSTAKA

www.agungpodomoro.com/index.php                            22/11/15 23:15