Borneo Bay, Kalimantan Timur |
PT. Agung Podomoro Land (IDX: APLN) merupakan
konsorsium dari tujuh pengembang properti terkemuka yang gemilang dibangun
delapan proyek prestisius di Jakarta dan Bandung. PT Sunter Agung merupakan
perusahaan pengembang real estate yang juga perusahaan induk dari Agung
Podomoro Group, yang telah terjun dalam bisnis properti selama lebih dari 40
tahun. Baik perusahaan maupun semua anak perusahaan memiliki kepentingan besar
dalam pengembangan real estate dan properti seperti hunian (perumahan,
apartemen, townhouse), komersial (mall, ruko), perkantoran, dan pengembangan
superblok inovatif multifungsi di daerah-daerah bisnis yang strategis. Perusahaan
ini berdiri pada tahun 1969.
Seiring
dengan perkembangannya, Agung Podomoro Group telah mengambil alih beberapa pengembang
properti di kawasan Sunter yang memiliki masalah keuangan. Secara kesuluruhan,
Agung Podomoro Group telah mengembangkan lahan seluas lebih dari 500 hektar
untuk hunian, pergudangan, dan kawasan industri.
Pada
tahun 2012 grup ini mulai berkembang ke lokasi-lokasi lain di Jakarta, Bandung,
Bogor, Kerawang, Balikpapan dan Bali.
Struktur dan Skema Organisasi
Struktur Organisasi Agung Podomoro Group |
Dalam
skema diatas, bisa kita lihat bahwa dewan komisaris berhubungan langsung
dengan komite audit, serta audit internal dapat berhubungan dengan komite audit
tanpa melewati direksi.
Sementara direksi
memegang langsung pengembangan bisnis, pemasaran, keuangan, SDM, manajemen
proyek, properti, dan hukum. Juga berhubungan dengan audit internal, komite
Anggaran, ramunerasi, komite kerja, dan audit investigasi.
PENCAPAIAN
Central Park |
Agung
Podomoro Group (APG) didirikan pada tahun 1969 oleh (alm.) Bapak Anton Haliman.
Proyek pertamanya adalah kompleks perumahan d kawasan Simprug, Jakarta Selatan
yang selesai dibangun pada tahun 1973. Pada tahun yang sama, APG menjadi
pelopor konsep real estat dengan memulai proyek di kawasan Sunter, Jakarta
Utara.
Mewujudkan visi, APG
membangun kompleks perumahan dengan fasilitas lengkap untuk para penghuninya,
seperti sekolah, pusat rekreasi, tempat ibadah, rumah sakit, dan pasar.
Kemudian, grup mulai melebarkan usahanya dengan menggandeng beberapa
perusahaan. Kini bisnis properti grup terdiri dari kompleks perumahan,
pergudangan, dan industri. Pada tahun 1986, kepemimpinan perusahaan diserahkan
kepada Trihatma Kusuma Haliman, yang segera mengambil alih PT. Indofica Housing
yang memiliki lahan di kawasan Sunter. Perusahaan ini kemudian sukses
menambahkan pengembangan seluas 17 hektar sebagai bagian dari pengembangan
sebelumnya seluas 500 hektar, menjadikan Sunter sebagai salah satu kawasan
eksklusif di Jakarta Utara. Proyek ini juga menjadi salah satu pencapaian yang
luar biasa untuk pengembangan real estat di Jakarta.
Pada periode krisis
keuangan yang melanda Indonesia di tahun 1997, ketika banyak usaha mengalami
kesulitan, Agung Podomoro berhasil melaluinya berkat strategi yang diambil oleh
manajemen atas grup ini, seperti keputusan krusial untuk membayar sebagian
besar hutang APG pada awal 1997, mengesampingkan devaluasi mata uang, dan
memperkenalkan kebijakan uang ketat. Pengalaman dari Bapak Trihatma saat mengatasi
kesulitan dalam krisis Pertamina di tahun 1974 memberikan kepercayaan diri dan
sikap yang tepat dalam grup untuk menghadapi situasi ini.
APG kemudian memandang
krisis 1997 sebagai tantangan dan kesempatan yang sangat baik. Dengan
kecermatan melihat perubahan pasar, APG menemukan potensi besar di pasar. Salah
satunya adalah kebutuhan untuk tempat tinggal di tengah kota. Langkah pertama
yang dilakukan adalah membeli lahan dari BPPN (Badan Penyehatan Perbankan
Nasional) dan juga properti yang dimiliki pengembang-pengembang yang tekena
dampak yang cukup berat dari krisis.
Sebenarnya, semenjak
tahun 1995 APG telah menjalankan proyek-proyek yang dibangun dengan konsep yang
mirip dan kesadaran akan keterbatasan lahan di kota. Pembangunan Menteng
Executive Apartment memberikan pilihan bagi masyarakat untuk tinggal di kawasan
kolektif yang berlokasi di daerah suburban kota dan menjadi sebuah terobosan
dalam pengembangan real estat. Sukses dengan proyek di Menteng, pada tahun 2000
dan selanjutnya, APG mulai berfokus pada pembangunan apartemen. Hingga tahun
2012, Agung Podomoro Group telah menyelesaikan 16 apartemen, 15 kawasan hunian,
dan 16 kawasan komersial mixed-use.
Sertifikat ISO 9001 untuk
Menteng Executive Apartment dan Bukit Gading Mediterania di Kelapa Gading
adalah sebuah pernyataan akan kapabilitas dan komitmen manajemen APG yang
profesional terhadap para pemegang saham-nya.
Milestone Kawasan 4 |
Sesuai dengan visi
misinya “Agung Podomoro Group, terus bertumbuh, menjadi pengembang terpadu
dalam bisnis property, dan berkomitmen penuh untuk memberikan nilai yang
optimal bagi pelanggan, rekan usaha, pemegang saham dan masyarakat.”
Agung Podomoro Group juga menanamkan beberapa point nilai, yaitu :
1. Harmoni, keharmonisan dalam bekerja dengan pelanggan, rekan usaha,
pemegang saham dan masyarakat
2. Tangguh, gigih memberikan usaha yang optimal.
3. Mutu, menjaga mutu dalam setiap tahap pengembangan.
4. Ramah Lingkungan, memperhatikan aspek lingkungan hidup dalam usaha
pengembangan.
AKTIFITAS
Dalam 3 tahun terakhir,
APG berfokus pada pengembangan dalam kota . Restrukturisasi rencana ini akan menimbulkan sejumlah keuntungan yang bisa
meningkatkan produktifitas dan efisiensi. Di kota-kota dunia, hunian mewah,
seperti kondominium, apartemen, flat, dan hotel telah menjadi alternatif yang
populer untuk menjaga agar masyarakat berada di kawasan yang dekat dengan
daerah ekonomi dan bisnis, dengan demikian mengurangi kebutuhan untuk
bepergian. Selain itu, hal ini akan meningkatkan efisiensi penggunaan lahan,
pengembangan hunian vertikal memenuhi kebutuhan para komuter akan penghematan
biaya dan waktu untuk perjalanan. Dengan memilih untuk tinggal di tipe hunian
seperti ini, seseorang dapat memberikan lebih banyak waktu dan tenaganya untuk bekerja
dibanding untuk di jalan.
Saat konsep hunian
vertikal semakin diterima oleh masyarakat Jakarta, super dan megablok menjadi
pilihan, dengan menghubungkan kawasan hunian dengan kawasan bisnis, pusat
belanja, hiburan, dan rekreasi, sesuai dengan gaya hidup masa kini yang serba
praktis dari masyarakat kelas menengah dan atas.
Pertumbuhan kota yang tak
terkendali juga membawa masalah yang rumit di bidang perumahan. Dengan konsep “back
to the city” semakin dikenal luas, fasilitas dan kenyamanan yang ditawarkan unit-unit
apartemen menarik segmen lain dari masyarakat, yaitu masyarakat kelas menengah.
Meningkatnya minat pasar berarti lebih banyak pembangunan unit apartemen yang
harus diiringi sistem transportasi yang lebih baik dengan mobilitas lebih
tinggi dan lebih terjangkau bagi masyarakat kelas menengah.
Menyadari kecenderungan
gaya hidup masa kini dan sejalan dengan gerakan pemerintah untuk menyediakan
tempat tinggal di lahan yang kian terbatas, APG secara aktif mempromosikan
program “back to the city” dengan terus mengembangkan proyek-proyek hunian
vertikal di kawasan tengah kota Jakarta. Dengan menciptakan rasa nyaman, aman,
dan melengkapi hunian dengan fasilitas lingkungan, APG menyediakan pilihan bagi
masyarakat untuk kehidupan yang penuh dan efektif.
Metro Park |
DAFTAR PUSTAKA
www.agungpodomoro.com/index.php
22/11/15 23:15
https://id.wikipedia.org/wiki/Agung_Podomoro_Land
23/11/15
0:01